Otak Kiri vs Otak Kanan, Mitos atau Fakta?
Pernahkah Anda mendengar bahwa setiap orang
memiliki kecenderungan otak
lebih dominan menggunakan otak kiri atau otak kanan dalam berpikir? Mungkin Anda
mendengarnya dari paparan sebuah buku, majalah atau dari program televisi.
Bahkan saat ini sudah banyak terdengar tes/ujian untuk menentukan kecenderungan
otak mana yang Anda gunakan. Gagasan mengenai otak kiri dan otak kanan memang
sudah lama populer. Namun apakah ini adalah sebuah fakta atau hanya mitos
belaka?
Apa itu Teori Otak Kiri & Otak Kanan?
Menurut teori dominasi otak kiri atau kanan,
masing-masing sisi otak baik kiri maupun kanan mengontrol berbagai jenis
pekerjaan. Jenis pekerjaan yang di kerjakan oleh otak kiri dan otak kanan
sangat berbeda sehingga muncul ungkapan bahwa cara berpikir seseorang akan
sangat dominasi pada otak seseorang. Dikatakan orang yang dominan otak kiri
akan cenderung berpikir lebih logis, analitis dan obyektif. Sementara itu orang
yang dominan otak kanan akan cenderung berpikir lebih intuitif, bijaksana dan
subjektif.
Dalam dunia psikologi, teori ini didasarkan pada apa
yang dikenal sebagai lateralisasi fungi otak. Jadi apaah salah satu sisi otak
benar-benar mengontrol pekerjaan tertentu? Apakah setiap orang hanya di
dominasi antara otak kiri atau otak kanan saja? Seperti kebanyakan mitos
psikologi, teori otak kiri dan otak kanan ini tumbuh berdasarkan pengamatan
tentang otak manusia yang kemudian di dramatisir.
Teori ini sendiri berasal dari karya Roger W. Sperry.
Beliau memenangkan penghargaan nobel pada tahun 1981 berkat karyanya ini.
Ketika Sperry mempelajari efek dari epilepsi, dia menemukan bahwa memotong
corpus collosum (salah satu bagian yang menghubungkan dua belah otak) dapat
mengurangi atau menghilangkan kejang-kejang.
Namun, menurut penelitiannya, pasien akan mengalami
gejala lainnya setelah corpus collosum di potong. Misalnya, banyak dari para
pasien yang tidak dapat mengenali objek yang di proses oleh otak kanan, tapi
dapat mengenali objek-objek yang di proses oleh otak sebelah kiri. Berdasarkan
informasi ini, Sperry menyatakan bahwa kemampuan berbahasa di kendalikan oleh
otak sebelah kiri.
Penelitian-penelitian selanjutnya menunjukkan
bahwa otak tidaklah seperti yang sebelumnya di nyatakan dimana otak kiri dan
kanan bekerja sendiri-sendiri. Misalnya penelitian terbaru menunjukkan bahwa
ternyata kemampuan dalam matematika sebenarnya adalah berkat kolaborasi antara
otak kiri dan otak kanan. Para ahli saraf menemukan bahwa kedua sisi otak
berkomunikasi melalui collosum corpus dan bekerja sama dalam melakukan berbagai
macam tugas.
Dalam studi yang dilakukan oleh para peneliti dari
University of Utah, lebih dari 1000 peserta mengikuti studi ini. Otak mereka
dianalisa untuk menentukan apakah mereka lebih cenderung menggunakan salah satu
sisi otak mereka atau tidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas otak
terkadang lebih tinggi di daerah-daerah tertentu. Secara rata-rata, aktivitas
kedua belah sisi otak sama.
"Benar bahwa beberapa fungsi otak akan terjadi
pada salah satu sisi otak. Bahasa akan cenderung dikerjakan otak sebelah kiri
dan memperhatikan sesuatu cenderung di kerjakan oleh otak sebelah kanan. Tapi
setiap orang tidak cenderung menggunakan salah satu bagian otak saja."
Kata penulis studi yang bernama Dr. Jeff Anderson
Jadi Mengapa Orang Masih Bicara Teori Dominasi Otak
Kiri dan Kanan?
Para peneliti telah menunjukkan bahwa teori otak kanan
/ kiri-otak adalah sebuah mitos, namun popularitasnya terus berlanjut. Mengapa
demikian? Sayangnya banyak orang yang mungkin tidak menyadari bahwa teori
tersebut sudah usang. Ditambah lagi dengan informasi ini kurang meluas sehingga
mungkin masih banyak orang yang belum mendengarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar